Snail%20bob%202y8s
Blacy Smiley - Haha Bucktooth













































http://www.khemer.com/media/268/Wild_West_Milkshakes/
facebookFacebook Twitter: twitterTwitter
get this widget here

Rabu, 31 Agustus 2011

cerpen persahabatan

Indahnya  Kebersamaan

Kedewasaankulah yang membawa aku ke dalam kisah  ini.Kisah yang mengajariku tentang arti persahabatan yang sesungguhnya.Aku benar-benar belajar banyak dari kisahku ini.Kisah yang sungguh tak mau ku lupakan sepanjang hidupku,kisah yang membuatku mengerti bahwa kebersamaan itu indah.Tahun,2009 tepatnya saat aku masih duduk di bangku kelas 3 sebuah sekolah menengah pertama di daerahku.Aku mempunyai dua sahabat bernama Ana dan Della.Dimanapun ada Ana dan Della berada akupun juga ada bersama mereka.Kita memang selalu bersama dalam suka maupun duka,ya namanya juga sahabat harus saling melengkapi.Aku mengenal mereka tanpa sengaja,mencoba akrab dan menyatu,pada akhirnya kami bisa sangat akrab dan bersahabat seperti sekarang ini.Aku merasa sangat beruntung bisa mempunyai sahabat seperti mereka.Bersama mereka aku selalu tertawa lepas melepaskan semua rasa penatku,bersama mereka aku juga selalu menemukan kebahagiaan walaupun banyak sekali masalah yang ada di fikiranku.Mereka sangat berarti untukku,mereka juga selalu menjagaku menggantikan peran ibuku dalam menjagaku.
        Pagi itu mentari bersinar cerah,anginpun berhembuh lembut membangunkan aku yang sedang terlelap.Silaunya sinar mentari mengagetkanku dan menghancurkan mimpi indahku pagi itu.Aku terbangun dari tidurku perlahan ku coba buka mata ini.Dengan mata sayup dan masih ngantuk aku membuka jendela kamarku.Wuussss,suara angin berhembus kearahku dan dengan cepat mataku langsung terbuka lebar.Waw,aku terpesona dengan indahnya alam ini.”hmm,sepertinya pagi ini sangat cocok untuk lari pagi,”gumamku sambil masih berdiri di depan jendela.Kring….kring,telfon rumahku bordering,terdengar nyaring di telinga,aku tak menghiraukannya.Beberapa menit setelah suara telfon itu menghilang,dari luar kamar ibu memanggilku.
“Ella..!!”teriak beliau.”iya bu,kenapa?’jawabku dengan penuh tanda tanya.
Aku berjalan mendekati asal dari suara itu.
”Kenapa sih?”tanyaku pada ibu.”itu barusan Ana nelfon katanya kamu udah ditunggumau diajak lari pagi,cepet siap-siap gih!”perintah ibuku.
”Oke deh,”jawabku sambil berlari ke kamar mandi.
Tak lama setelah aku siap aku bergegas ke rumah Ana.
“Bu,aku berangkat,”kataku pada ibu.
“Iya hati-hati,”balas ibuku.
( Di rumah Ana )
“Assalamualaikum!”sapaku sambil mengetuk pintu rumah Ana.
“Walaikumsalam,”terdengar jawaban dari dalam rumah.
Lewat jendela rumah Ana ku lihat dari kejauhan tampak orang berjalan menuju arah pintu.
“Hey dev,lama banget sih,”kata Ana dan Della menyambutku.
Aku hanya terdiam sambil mengerutkan keningku.
“ahh,udah deh ayok berangkat,”ajak Della sambil menyeretku pergi.
Aku yang memang sudah membuat mereka menunggu,mau tak mau harus menuruti kemauan mereka.Aku berlari kecil mengikuti jejak langkah kedua sahabtku itu.Perlahan sinar mentari mulai menyentuh tubuhku,membuat tubuhku bercucuran keringat.Aku mulai lelah dan aku memutuskan untuk beristirahat di sebuah bangku kecil yang ada di dekat taman kota.Aku hanya sendirian karena kedua sahabatku itu memilih untuk melanjutkan olahraganya dan meninggalkan aku sendirian di sana.Aku duduk termenung di bangku itu sambil menyandarkan bahuku untuk melepas lelahku.Kuusap keringat yang bercucuran membasahi keningku.Kupakai handuk kecilku untuk mengusapnya,tampak muka lelah menghiasi wajahku.Mukaku mulai memerah terkena terik matahari.Mataku tertuju pada sebuah pohon besar di tengah taman kota ini.Terbesit dibenakku sebuah ingatan masa lalu yang selalu kuingat di dalam memoryku.Ya,pertama kali aku bertemu dengan orang itu,orang yang untuk pertama kali bisa membuatku terpanah dan membuat aku benar-benar menyukainya ( Cinta Monyet ).Tetapi sayang aku dengar sekarang dia sudah punya pacar,yang jelas wanita itu adalah perempuan yang sangat ia sayangi.Wajar saja lah perempuan itu sangat cantik dan anggun,berbeda jauh dengan aku yang bisa di bilang tidak punya arti apapun untuk Damar.Ya,Damar nama cinta monyetku itu.Damar adalah teman sekelasku saat aku masih duduk di bangku kelas 2 SMP.Damar adalah orang yang sangat menyenangkan,orang yang paling bisa menghiburku.Tak heran jika aku bisa benar-benar menyukainya.Tetapi semua itu dulu,kini semuanya sudah berakhir sejak aku sudah tak sekelas lagi dengannya.Ditambah lagi sekarang ia sudah punya pacar.Awalnya aku memang measa sangat sakit hati,tetapi aku berfikir semua yang aku rasakanselama ini hanyalah cinta monyet.
“Hey,ngelamun aja lo ! ”suara itu menyadarkanku dari lamunanku.
“Apaan sih kalian ngagetin aja,”kataku geram.
“Makanya gak usah ngelamun terus,eh ada kabar baik ini buat kamu,”kata Ana padaku.
Kedua sahabatku itu menceritakan semua kejadian yang dialami damar dengan pacarnya.
“hahh! Mereka putus?”kataku tersentak.
Hari berganti hari lagi,sudah seminggu lamanya Damar putus dari pacarnya.Aku tak tahu apa yang ada di dalam benakku,entah mengapa aku senang jika mengingat hal itu.”Buat apa aku senang mendengarnya toh dia juga gak akan berpaling padaku kan,”gumamku yang mulai pesimis.
Hari itu hujan turun deras,aku masih duduk terpaku di depan jendela kamarku sambil mendengarkan suara rintikan hujan yang membasahi teras rumahku.Perlahan lukisan-lukisan kecil terbentuk oleh air hujan yang tak berhasil menerobos jendela kamarku.Aku masih memikirkan Damar..Damar dan Damar lagi yang ada di dalam fikiranku.Aku seakan terhipnotis oleh pesonanya.Aku mencoba berlalu,dan menepiskan sejenak beban fikiranku untuk tidur malam itu.Aku berharap esok akan lebih baik.
(Keesokan harinya di Sekolah)
Sepertinya keinginanku akan terwujud hari itu.Aku berangkat sekolah seperi biasa.Tampak samar-samar dari kejauhan orang berdiri di depan kelasku,orang itu melemparkan sebuah senyuman manis padaku.Semakin dekat,semakin jelas tampak wajah orang itu.”Dia Damar,dia tersenyum padaku,”seruku dalam hati.Ia mendekatiku,semakin mendekat semakin mempesona membuat aku tak bisa berkata apa-apa.Dia menatap tajm mataku,kemudian ia menyatakan persaannya padaku dan ia ingin aku menjadi pacarnya.Saat itu aku hanya bisa membisu terpesona dan kemudian menganggukkan kepala.Hatiku benar-benar berbunga-bunga hari itu,keinginanku terwujud.
(Beberapa menit kemudian)
Aku menceritakan kejadian itu pada kedua sahabatku,merekapun ikut merasa senang mendengarnya.Selama ini persahabatanku dengan Ana dan Della memang baik-baik saja.Tetapi kehadiran Damar ke dalam hidupku adalah awal kehancuran persahabatan kami bertiga.Aku lebih sering menghabiskan waktu bersama Damar dan tidak lagi memperdulikan Ana dan Della.Bahkan parahnya lagi aku tak pernah belajar karena waktuku hanya ku habiskan untuk sekedar smsan,telfon,belanja,jalan-jalan dan membuang uangku dengan Damar.Awalnya aku tak pernah menyangka kalau Damar itu Matrealistis,tetapi lama kelamaan sifatnya aslinya mulai terlihat.Dia sering mengajakku jalan,tetapi ia tidak pernah mau mengeluarkan uangnya,ia selalu memintaku untuk menuruti apapun yang ia inginkan,dan bodohnya aku mau menuruti semuanya.Ana dan Della selalu menasehatiku tetepi aku hanya menganggapnya sebagai angin lalu dan tak pernah menghiraukannya.Hingga akhirnya Damar menghilang tak ada kabar,tak bisa dihubungi dan bahkan ia tak pernah berangkat sekolah.Aku coba menghubunginya dan terus mencoba dan berharap keajaiban datang padaku.Usahaku untuk menghubungiku sama sekali tak pernah berhasil.Aku mulai putus asa,hingga akhirnya aku berhenti menghubunginya.Hanya kesedihan yang ada dibenakku saat itu.
Beberapa hari kemudian Damar menelfonku,saat itu aku sangat kegirangan ,aku tak menyangka Damar akan menghubungiku lagi.Aku segera mengangkat telfonnya.”Halo,dev ini Damar aku mau kita putus dan jangan ganggu aku lagi,”hanya kalimat itu yang terdengar tak lama setelah kuangkat telfonnya.Saat itu aku hanya bisa berdiri kaku dan tak bisa berkata apapun.Perlahan air mataku menetes melengkapi kesedihanku.
Seminggu setelah kejadian itu aku dating menemui Ana dan Della.Aku menceritakan semuanya pada mereka,merka hanya tersenyum dingin padaku dan seakan tak perduli.Mereka merasa sangat sakit hati padaku karena aku tak pernah lagi menghiraukan mereka.Ku akui aku memang jahat pada mereka,tetapi aku sangat membutuhkan mereka.Damar benar-benar sudah membawa kehancuran dalam hidupku.Aku menyesal pernah berkenalan dengannya,kini hanya sakit yang tersisa di hatiku,sakit hati yang sangat amat dalam hingga membuatku terpuruk.Aku sangat sedih menerima semua kenyataan ini.”Tetapi sudahlah ini memang salahku,kini tak ada lagi yang mau memperdulikanku,”gumamku.
“Siapa bilang gak ada,”suara itu datang dari arah belakangku.
“Kita masih ada buat kamu kok,”tambah suara lain melengkapi.
“Ana…Della!”seruku sambil berlari memeluk mereka.
“Tenang aja kita bakalan ada buat kamu,”kata Della.
“Pokoknya aku gak mau pacaran dulu sekarang,aku mau sama-sama kalian aja,”kataku sambilbercucuran air mata.
“Iya deh,kita kan untuk bersama,”tambah Ana.
“hehehe,”serentak kami bertiga tertawa mengungkapkan kebahagiaan.



TAMAT



Tidak ada komentar:

Posting Komentar