Snail%20bob%202y8s
Blacy Smiley - Haha Bucktooth













































http://www.khemer.com/media/268/Wild_West_Milkshakes/
facebookFacebook Twitter: twitterTwitter
get this widget here

Rabu, 09 November 2011

asal usul desa sumowono

Asal Usul Desa Sumowono
                Sumowono menurut bahasa berasal dari kata sumo yang berarti Bunga dan wono yang berarti Hutan, Jadi bisa diartikan bahwa Sumowono ialah bunga yang ada di dalam hutan. Dahulu kala Sumowono merupakan hutan yang ada di kaki gunung Ungaran, yang tentu saja masih menjadi daerah yang belum dapat dihuni, bagaimana Sumowono bisa menjadi desa yang bisa dihuni dan sejarah awal terbentuknya Sumowono akan dijelaskan di bawah ini.

        Sekitar tahun 1830 pasca perang Dipoegoro melawan Belanda, para penduduk yang berada di kota magelang dan sekitarnya gempar, keadaan menjadi tidak menentu situasi mencekam. Demi untuk menyelamatkan diri para penduduk yang ketakutan mencari daerah perlindungan yang aman bagi mereka dan tentu saja daerah tersebut haruslah tidak diketahui oleh Belanda. Walaupun pejuang kita Pangeran Diponegoro dan Sentot Prawiro Dirjo berhasil ditangkap oleh Belanda tetapi sebagian prajurit yang berhasil lolos dari kejaran Belanda tetap meneruskan perjuangan mencari daerah baru yang aman. Mereka ialah murid Kyai Mojo (teman seperjuangan Pangeran Diponegoro). Mereka bernama Kyai Sumo Gati dan Joko Sukorono, ditambah satu lagi yaitu Nyai Dampit istri dari Kyai Sumo gati. Bertiga mereka mengembara ke arah Barat laut, beberapa lama berjalan mereka sampai di sebuah hutan, hutan tersebut berada di anak kaki Gunung Ungaran yang pada saat itu disebut Gunung Gendol. Awalnya mereka bertiga “Bubak Alas” tapi lama – kelamaan karena daerahnya yang subur dan air juga mudah didapat mereka akhirnya mereka tinggal di hutan yang telah mereka babad itu. Inilah daerah yang di kemudian hari akan menjadi Desa Sumowono yang kita kenal sekarang ini.

          Untuk menjaga kemungkinan – kemungkinan buruk yang mungkin terjadi Kyai Sumo Gati membuat nama samaran bagi dirinya yaitu Kyai Ismu/Smu yang artinya ialah samar- samar, hal ini dimaksudkan agar nama aslinya tidak diketahui oleh pihak Belanda.

         Seperti halnya manusia “jaman dahulu” yang terkenal akan kelebihannya, mereka bertiga juga memliki kelebihan yaitu bisa membaur dengan bangsa “Jin”. Menurut legenda bangsa jin itulah yang membantu mereka bertiga membabad hutan, oleh karena bantuan dari bangsa “jin” itulah dalam waktu yang tidak begitu lama sudah ada beberapa kampung/dusun yang terbentuk di sekitar Sumowono, yaitu;
1). Kampung Sukorono.
2). Kampung Karangwetan.
3). Kampung Kenteng.
4). Kampung Prengapusan (belakang pasar Sumowono).
5). Kampung Nyampuran.
6). Kampung Pesanggrahan.

            Ketika penduduk Desa Sumowono bertambah banyak, Para Jin yang pernah membantu membabad hutan tetap menjalin persahabatan dengan para penduduk Desa Sumowono. Mereka tetap membantu para penduduk desa bila mengadakan hajatan ataupun Merti Desa. Umpamannya para jin menyumbang ataupun meminjami seperangkat gamelan dan sekotak wayang. Untuk meminjam peralatan tersebut mereka harus pergi ke “Jembatan Pagongan” sebelah utara Desa Sumowono (Sebelum Bantir). Nama Pagongan sendiri diambil dari kata Gong, sebab di sana ada batu yang disebut batu gong. Menurut legenda lewat batu gong itulah akan keluar seperangkat gamelan dan sekotak wayang. Setelah kita bisa memenuhi syarat – syarat tertentu dari orang Winasis.

Joko Sukorono
Dia adalah seorang ksatria yang tinggal di Surakarta. Ketika terjadipemberontakan di Kraton Surakarta, dibuatlah Sayembara yang berisi “Barang siapa bisa memadamkan pemberontakan yang sedang terjadi di Kraton Surakarta akan dinikahkan dengan putri dari Kraton tersebut”. Ternyata Joko Sukoronolah yang bisa memadamkan pemberontakan tersebut.Dan sebagai pemenang sayembara maka dia berhak untuk menikahi putri kraton yang karena terlalu lamannya cerita ini dan sumber yang kurang tidak diketaui nama sang putri. Namun oleh para pewaris keturunan Joko Sukorono putri tersebut dinamakan ”Mublong” yang menurut bahaja jawa berarti cantik. Joko Sukorono sendiri namanya diabadikan menjadi nama salah satu dusun di Sumowono yaitu Dusun Sukorono.


Bukti Peninggalan Sejarah:
1). Makam Joko Sukorono (wafat 1891) dan Moblong (wafat 1900) di makam Pagongan.
2). Makam Kyai Sumo Gati (wafat 1865) di Rengin Kurung ( Belakang SMP Theresiana Sumowono).
3). Makam Nyai Dampit (wafat 1873) di Rengin Kurung.
4). Kenong di ruman Bapak Sumpyuh, Nyampuran, Sumowono

Sampai Saat ini Desa Sumowono telah berusia lebih Dari 179 tahun.



1 komentar:

  1. izin bertanya, cerita itu didapat dari sumber lisan semua atau ada sumber tertulis juga?
    terimakasih

    BalasHapus